Minggu, 01 Juli 2012

Budidaya Ayam Pedaging (Broiler)



Ayam pedaging atau broiler merupakan ayam ras yang pertumbuhannya tidak memerlukan waktu lama, sehingga dapat segera dipanen oleh peternak. Banyak ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Untuk memanen ayam broiler, peternak bahkan cukup memeliharanya dalam waktu 5 hingga 7 minggu saja. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang bermunculan di berbagai wilayah di Indonesia. Sebenarnya, ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an, dimana pemegang kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging ruminansia yang pada saat itu semakin sulit keberadaannya.


Selama ini peternak masih belum mampu membuat bibit ayam broiler sendiri, dan ini memang tidak perlu, karena tentu membutuhkan biaya yang cukup besar jika produksinya hanya sedikit. Beberapa perusahaan lokal telah bekerjasama dengan perusahaan di luar negeri dalam menyediakan bibitnya. Dengan berbagai macam jenis ayam ras pedaging yang telah beredar dipasaran, peternak tidak perlu risau dalam menentukan pilihannya.


Bibit yang disediakan beberapa perusahaan yang ada di Indonesia saat ini telah banyak membantu peningkatan produktivitas, kuantitas, kualitas dan efisiensi usaha peternakan ayam broiler. Sebab, semua jenis yang telah beredar memiliki daya produktifitas relatif sama. Perbedaan yang ada pada tiap jenis tidak terlalu banyak. Dalam menentukan pilihan jenis apa yang akan dipelihara, peternak dapat meminta daftar produktifitas atau prestasi bibit yang dijual di Poultry Shop ( toko sarana perlengkapan peternakan).


Berbagai jenis dan Bibit Ayam Broiler


Banyak jenis ayam ras pedaging yang beredar di pasaran adalah: Super 77, Tegel 70, ISA, Kim cross, Lohman 202, Hyline, Vdett, Missouri, Hubbard, Shaver Starbro, Pilch, Yabro, Goto, Arbor arcres, Tatum, Indian river, Hybro, Cornish, Brahma, Langshans, Hypeco- Broiler, Ross, Marshall”m”, Euribrid, A.A 70, H&N, Sussex, Bromo, CP 707. Bibit yang bisa dipilih peternak haruslah sehat dan aktif bergerak, tubuh gemuk (bentuk tubuh bulat), bulu bersih dan kelihatan mengkilat, hidung bersih, mata tajam dan bersih serta lubang kotoran (anus) bersih.


Pemeliharaan Ayam Broiler


Usahakan supaya kandang diletakkan jauh dari pemukiman penduduk, tempatnya strategis sehingga transportasinya tidak sulit. Sumber air mudah dijangkau, dan kandang ayam harus berarah membujur dari timur ke barat. Perhatikan juga ventilasi juga suhu udara dalam kandang. Lokasi tempat berbelanja sarana peternakan upayakan juga tak terlalu jauh. Tipe kandang ayam Broiler ada dua, yaitu bentuk panggung dan tanpa panggung (litter).


Pada awal pemeliharaan, kandang ditutupi plastik untuk menjaga kehangatan, sehingga energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya untuk pertumbuhan, bukan untuk produksi panas tubuh. Kepadatan kandang yang ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah 8-10 ekor/m2. Lebih dari angka tersebut, suhu kandang cepat meningkat, terutama pada siang hari. Pada umur dewasa yang menyebabkan konsumsi pakan menurun, ayam cenderung banyak minum, stress, pertumbuhan terhambat dan mudah terserang penyakit. Biaya Pemeliharaan Ayam Broiler Bagi peternak, biaya pakan memerlukan 70% biaya pemeliharaan. Pakan yang diberikan harus memberikan zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam broiler, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, sehingga pertambahan berat badan perhari (Average Daily Gain/ADG) tinggi. Pemberian pakan dengan sistem ad libitum (selalu tersedia/ tidak dibatasi). Tahap pertama umur 1 sampai 20 hari disebut tahap pembesaran, makanan yang diberikan harus mengandung kadar protein minimal 23%. Tahap kedua umur diatas 20 hari disebut penggemukan, makanan yang diberikan harus mengandung kadar protein 20 %.


Penyakit pada Ayam Broiler


Banyak penyakit yang sering menyerang ayam broiler, makanya pembudidayaannya dilakukan secara intensif, jenis penyakit yang sering menyerang antara lain; Tetelo (Newcastle Disease/ND), Gumboro (Infectious Bursal Disease/IBD), Penyakit Ngorok (Chronic Respiratory Disease), Berak Kapur (Pullorum). Selain itu ayam juga bisa diserang oleh hama tungau (kutuan). Dalam mencegah dan mengobati penyakit, ayam broiler diberikan vaksinasi. Vaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ke tubuh ayam untuk menimbulkan kekebalan alami. Vaksinasi penting yaitu vaksinasi ND/tetelo. Dilaksanakan pada umur 4 hari dengan metode tetes mata, dengan vaksin ND strain B1 dan pada umur 21 hari dengan vaksin ND Lasotta melalui suntikan atau air minum.


Perawatan sanitasi kandang harus dilakukan setelah panen. Dilakukan dengan beberapa tahap yaitu: Pencucian kandang dengan air hingga bersih dari kotoran limbah budidaya sebelumnya. Pengapuran di dinding dan lantai kandang. Penyemprotan dengan formalin, untuk membunuh bibit penyakit. Minimal selama 10 hari sebelum budidaya lagi untuk memutus siklus hidup virus dan bakteri, yang tidak mati oleh perlakuan sebelumnya.


Di Indonesia usaha ternak ayam broiler (pedaging) juga sudah dijumpai hampir di setiap propinsi. Beternak ayam telah memberi kontribusi besar pada pendapatan asli daerah, menyerap tenaga kerja, dan menambah produktivitas masyarakat.

Budidaya Tomat




Tomat adalah salah satu buah yang sangat digemari, selain untuk buah, tomat juga dapat di jadikan sayur, juice, sup, dan lainnya. Tanaman tomat sudah di budidayakan oleh petani-petani tradisional maupun modern. Cara menanamnya pun tidak terlalu sulit, asalkan tau akan seluk beluk tanaman tomat tersebut.


Secara umum tomat dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi. Tomat menghendaki tanah yang gembur, porus, subur dengan kemasaman tanah (pH) antara 5 – 6, curah hujan 750-1. 250 mm/tahun dan kelembaban relatif 25%.
Cara budidaya tomat dapat berbeda-beda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain tergantung kondisi lahan, ketinggian tempat, kondisi agroklimat, kebiasan dan kemampuan petani yang bersangkutan serta pembiayaan yang tersedia. Namun secara umum cara budidaya tomat secara singkat dapat kami sampaikan sebagai berikut :

Persiapan Lahan/Tanah

Pengolahan tanah agar menjadi gembur dan subur dengan pengairan yang baik. Pilihlah lahan yang sebelumnya tidak ditanami dengan tomat atau tanaman lain yang masih dalam satu famili Solanaceae seperti cabai, terong, tembakau atau kentang untuk memutus siklus organisme pengganggu tanaman (OPT) .

Tanah diolah sempurna, apabila pH tanah rendah tambahkan kapur pertanian dengan takaran 150 kg per 1. 000 meter persegi , disebar dan diaduk rata bersamaan dengan pengolahan tanah. Kemudian dibuat bedengan dengan lebar 120 – 160 cm untuk barisan ganda dan 40-50 cm untuk barisan tunggal. Diantara bedengan dibuat parit dengan lebar 20-30 cm dengan kedalaman 30 cm.

Pupuk dasar perlu diberikan, biasanya terdiri dari 4 kg Urea/ZA, 7,5 kg TSP dan 4 kg KCl untuk setiap 1. 000 meter persegi atau jika memakai Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) takaranya kurang lebih 20 kg per 1000 meter persegi. Pupuk dasar dicampur merata dengan tanah di atas bedengan dan biarkan selama 5-7 hari sebelum tanam. Lubang tanam dibuat dengan ukuran diameter kurang lebih 10 cm sedalam 15 cm dengan jarak antar lubang tanam 60 x 80 cm atau 60 x 50 cm di atas bedengan.






Persemaian dan Persiapan Bibit

Persiapkan benih tomat dari varietas unggul yang telah direkomendasikan. Siapkan media tanam yang merupakan campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1, kemudian masukkan dalam polibag. Masukkan benih satu per satu dalam polibag dan tutup tipis dengan tanah halus. Setelah benih berumur 8-10 hari , pilih bibit yang baik, tegar dan sehat dipindahkan dalam bumbunan daun pisang atau dikepeli yang berisi campuran media tanam. Penyiraman dilakukan setiap hari (lihat kondisi tanah). Bibit berdaun 5-6 helai daun (25-30 HSS=hari setelah semai) pindahkan ke lapangan.


Penanaman

Pananaman dilakukan pada saat bibit berumur 3 – 4 minggu dengan daun 5-6 helai. Sebaiknya dilakukan pada sore hari. Buka polibag terlebih dahulu, kemudian masukan bibit pada lubang tanam sampai batas pangkal batang, ditimbun dengan tanah dengan agak ditekan dan siram dengan air. Untuk bibit yang mati, rusak atau pertumbuhan nya tidak normal lakukan penyulaman maksimal sampai tanaman berumur 2 minggu setelah tanam (MST) dan lakukan pengairan/penyiraman setap hari sampai tanaman tumbuh normal. Segera pasang ajir agar tidak merusak perakaran tanaman dengan ketinggian ajir 1 – 1,5 m.


Pemupukan

Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 1 MST dengan Urea dan KCl dengan perbandingan 1 : 1 dengan takaran 1-2 gram per tanaman. Pupuk diberikan 3 cm di sekeliling tanaman, tutupkembali dengan tanah dan siram air. Pemupukan kedua dilakukan umur 2-3 MST dengan pupuk yang sama dengan takaran 5 gr , diberikan 5 cm sekeliling batang tanaman. Pemupukan selanjutnya dilakukan pada saat tanaman berumur 4 MST dengan pupuk yang sama dengan takaran 7 gram per tanaman, diberikan 7 cm sekeliling tanaman. Pupuk organik cair dapat diaplikasikan setiap 7 hari sekali dengan cara disemprotkan dengan takaran sesuai rekomendasi.


Perawatan tanan

Penyiangan dan pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur 28 hari setelah tanam (HST) bersamaan dengan penggemburan dan pemupukan susulan diikuti pengguludan tanaman. Penyiangan dan pembmbunan selanjutnya dilakukan pada saat tanaman berumur 40 – 45 HST. Pengajiran Untuk menopang tanaman agar tidak mudah roboh, tanaman yang telah mencapai ketinggian 10 – 15 cm harus segera diikat pada ajir. Pengikatan diakukan kembali setiap tanaman bertambah tinggi kurang lebih 20 cm. Tanaman diikat dengan bentuk seperti angka 8 dengan tali plastik (rafia/rumput jepang), sehingga tanaman tidak rusak tergesek oleh ajir. Pembuangan Tunas / Perempelan. Perempelan atau pembuangan tunas yang tidak produktif dilakukan setiap minggu dan hanya mempertahankan 3 cabang utama untuk setiap tanaman. Perempelan ini bertujuan untuk merangsang pembungaan pada saat tanaman berumur 32 HST. Sebaiknya perempelan dilakukan pada pagi hari agar luka cepat mengering sehingga tidak menjadi tempat masuknya penyakit.

Hama dan penyakit

- Lalat buah (Brachtocera atau Dacus sp.).Gejala buah busuk karena terserang jamur dan bila buah dibelah akan kelihatan larva berwarna putih. - - Bersifat agravator, yaitu sebagai vektornya penyakit jamur, bakteri dan Drosophilla sp. Kumpulkan dan bakar buah terserang, gunakan perangkap lalat buah jantan (dapat dicampur insektisida)

- Busuk daun (Phytopthora infestans), bercak daun dan buah (Alternaria solani) serta busuk buah antraknose (Colletotrichum coccodes). Jika ada serangan semprot dengan Natural GLIO

- Ulat buah (Helicoperva armigera dan Heliothis sp.). Gejala buah berlubang dan kotoran menumpuk dalam buah yang terserang. Lakukan pengumpulan dan pemusnahan buah tomat terserang, semprot dengan PESTONA- Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami (PESTONA, GLIO, VITURA) belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

- Busuk ujung buah. Ujung buah tampak lingkaran hitam dan busuk. Ini gejala kekurangan Ca ( Calsium). Berikan Dolomit.


Panen

Panen pada umur 90-100 HST dengan ciri; kulit buah berubah dari warna hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun tua mengering, batang menguning, pada pagi atau sore hari disaat cuaca cerah. Buah dipuntir hingga tangkai buah terputus. Pemuntiran buah dilakukan satu-persatu dan dipilih buah yang siap petik. Masukkan keranjang dan letakkan di tempat yang teduh, Interval pemetikan 2-3 hari sekali. Supaya tahan lama, tidak cepat busuk dan tidak mudah memar, buah tomat yang akan dikonsumsi segar dipanen setengah matang. Wadah yang baik untuk pengangkutan adalah peti-peti kayu dengan papan bercelah dan jangan dibanting. Waspadai penyakit busuk buah Antraknose, kumpulkan dan musnahkan. Buah tomat yang telah dipetik, dibersihkan, disortasi dan di packing lalu diangkut siap untuk konsumsi.

Budidaya Cabai



Cabai adalah salah satu tanaman holtikultura yang dapat hidup didataran tinggi maupun rendah. Walaupun demikian tanaman cabai menbutuhkan disiplin ilmu dan penanganan yang efektif.

Berikut teknik dan strategi bertanam cabai yang baik:


Persiapan


Seiring dengan kemajuan teknologi pertanian, penanaman tanaman cabai dilakukan dengan mulsa yang kerap dikenal dengan sistem Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP).

Budidaya cabai hibrida dengan sistem MPHP merupakan perbaikan kultur teknik ke arah yang intensif. Pada umumnya sistem budidaya cabai di sentra-sentra produksi cabai masih menggunakan benih lokal dan populasi tanaman per hektarnya tinggi. Populasi yang sangat rapat ini dapat mengakibatkan penangkapan sinar matahari setiap tanaman berkurang dan kelembaban udara di sekitar kebun menjadi tinggi. Kelembaban yang tinggi seringkali dapat meningkatkan serangan hama dan penyakit. Perbaikan kultur teknik budidaya cabai secara intensif untuk meningkatkan produksi maupun kualitas hasil.

Dalam hal persiapan awal ini Anda harus menyediakan sebidang tanah yang sudah dibuat bedengan. Bedengan adalah lahan yang sudah dibentuk seperti gundukan memanjang sebagai tempat menanam cabe. Tanah harus sudah diolah, yaitu digemburkan, diberi air dan pupuk agar tanah bisa menjadi tempat tumbuh yang baik. Setelah itu lapisi bedengan dengan plastik khusus yang kemudian dilubangi sebagai tempat menanam benih cabe. Jarak antara satu cabe dengan yang lain adalah sekitar 50-70 cm.


Pembibitan

Salah satu cara menanam cabe adalah memilih bibit yang bagus . Pilihlah bibit cabe yang berkualitas yang bisa Anda dapatkan pada penjual bibit-bibit tanaman yang sudah terpercaya. Anda juga bisa memperoleh bibit cabe dengan cara mengambil biji dari cabe itu sendiri. Letakkan biji cabe tersebut pada sebuah polybag yang sudah diisi campuran tanah dan pupuk kandang (satu polybag berisi satu biji cabe). Siram dengan air sedikit saja agar tanah tetap basah dan lembab. Setelah sekitar 20-30 hari, bibit cabe akan muncul dan siap dipindahkan ke bedengan yang sudah disipakan sebelumnya.


Penanaman

Pilihlah bibit cabai yang sehat dengan ciri-ciri berbatang kuat dan memiliki daun sebanyak kira-kira 6 helai. Lepas plastik polybag dan pindahkan bibit tersebut pada bedengan saat matahari tidak terlalu terik (lebih baik pagi atau sore). Bila bibit cabe sudah dipindahkan dalam lahan yang lebih luas, segera beri pupuk dan air secukupnya.


Perawatan
Perawatan tanaman adalah salah satu hal yang sangat penting dalam teknik budidaya cabe. Perawatan meliputi penyiraman, pemupukan, dan juga pengendalian hama serta penyakit. Penyiraman bisa dilakukan sekali dalam sehari untuk menjaga tanah tidak kering, sedangkan pemupukan dapat dilakukan sekali dalam seminggu. Untuk hama, Anda bisa menggunakan obat atau pestisida yang bisa dibeli di toko-toko kimia.


Panen

Jika tanaman cabe sudah berbuah dan cukup masak, segera petik buah tersebut pada pagi hari.




Buah cabe yang bagus untuk dipanen adalah buah yang tidak terlalu muda tapi juga tidak terlalu matang. Sesudah dipetik, segera simpan cabe-cabe tersebut di tempat yang kering dan sejuk.

Minggu, 24 Juni 2012

Budidaya jeruk

Tanaman buah jeruk sudah ada di indonesia sejak dahulu. Tanaman ini awalnya berasal dari daratan cina.